Pasir dan bebatuan yang hangat menjadi keunikan dari pantai ini. Terletak di Teluk Tomini Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Selatan, Pantai Tanjung Api memiliki api yang secara alami dapat menyembur keluar dari dalam tanahnya.
Untuk melihat semburan api, wisatawan cukup menggali pasir pantai sekitar 10 hingga 30 centimeter. Bila tidak ditimbun kembali dengan pasir, maka api yang keluar dari dalamnya akan terus menerus meyala.
Nama Tanjung Api diambil dari api unik yang ada di tempat ini. Api yang keluar dari dasar tanah kemungkinan berasal dari Liquid Natural Gas (LNG) atau gas pijal alam yang tidak sulit ditemukan dari sekitaran pantai. Namun, LNG yang terdapat di lokasi ini tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan komersil karena lokasinya yang telah dijadikan Cagar Alam Tanjung Api sejak tahun 1977.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Waktu terbaik untuk melihat api abadi di Pantai Tanjung Api adalah pada malam hari. Pekatnya gelap malam dapat menambah keindahan api yang keluar dari dalam pasir pantai. Selain dapat melihat fenoma alam yang unik ini, Pantai Tanjung Api juga menawarkan beragam pesona lainnya. Mulai dari matahari terbenam yang indah, pasir putih yang dikelilingi hutan tropis, juga berbagai biota laut yang membuat Anda ingin bersnorkeling di pantai ini.
Mengingat lokasinya yang berada di Cagar Alam Tanjung Api, pengunjung juga dapat melihat berbagai hewan lainnya, seperti anoa, monyet dan beragam jenis burung yang berada di hutan sekitaran pantai.
Jika beruntung, pengunjung dapat menemukan rumah Suku Bajoe yang mengapung di perairan dangkal di pinggiran tanjung dalam perjalanan menuju Pantai Tanjung Api. Suku Bajoe sangat terkenal dengan rumah diatas perahu mereka. Mereka adalah penyelam tangguh yang dapat menahan nafasnya sampai 13 menit di dalam air tanpa alat bantuan apapun. Orang Bajoe juga dapat menyelam hingga kedalaman 70 meter dengan bantuan satu set beban dan kacamata kayu.
Pantai Tanjung Api terletak 155 kilometer dari pusat kota Poso. Untuk menuju lokasi, Wisatawan perlu berjalan kaki melintasi kawasan hutan. Pilihan lainnya adalah menggunakan perahu tempel milik Balai Taman Nasional Kepulauan Togen, yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Kota Ampana.
