Isi Puisi Gus Miftah yang Diduga Sindir Ustaz Khalid Basalamah
Ramenten, Yogyakarta - Nama Gus Miftah menjadi sorotan baru-baru ini. Tidak hanya mengadakan pertunjukan wayang berkarakter Ustaz Khalid, puisi yang dibacakan Gus Miftah dalam pagelaran wayang yang diadakan di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Jumat, (18/2) itu juga ikut menuai kritik dari warganet.
Pasalnya, naskah syair puisi tersebut dianggap menyindir Ustadz Khalid Basalamah. Berikut puisi Gus Miftah yang diunggah di akun Instagramnya, @gusmiftah dan akun twitter @pgmoraaji pada Senin (21/2):
Gus Miftah, Sigro milir..sang gethek si nogo bajul..
Wah... Begitu pandai iblis itu, menyematkan imamah dan jubahDengan warna putih, seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya..
Haruskah kuda lumping diganti dengan unta lumping?Haruskah gamelan diganti dengan rebana? Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma? Dan haruskah nama nabi Sulaiman diganti karena mirip kata kata Jawa?
Haruskah kuda lumping diganti dengan unta lumping?Haruskah gamelan diganti dengan rebana? Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma? Dan haruskah nama nabi Sulaiman diganti karena mirip kata kata Jawa?
Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita, sebagai nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja
Haruskah wayang diganti film film tentang cerita agama produk asing, yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama.
Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua, Wajar tak tahu budaya dan tatakrama.
Bagiku lebih nyaman dengan blangkon atau iket dari taplak meja,sebagai penutup kepala ,wujud kerendahan dan ketwadlu'anku belaka,
karena jubah, imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendara atau rajasedang aku hanyalah hamba jelata, tak pantas dengan pakaian bendara dan raja
karena pintu syurga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang tawadlu' hatinya sigro milir sang gethek si nogo bajul....