
Ramadhan Vibes: Waktunya Move On!
Agama | 2025-03-11 13:58:50
Oleh : Ariefdhianty Vibie (Konselor RAGB)
Bulan Ramadan selalu membawa nuansa yang berbeda setiap tahunnya, termasuk bagi para remaja di Kota Bandung. Untuk membuat para remaja semakin bersemangat, komunitas Remaja Anti Gaul Bebas (RAGB) telah menyelenggarakan majelis ilmu pada dengan tema “Ramadan Vibes: Waktunya Move On!”. Acara yang dihadiri oleh berbagai pelajar dari SD, SMP, dan SMA ini, diharapkan bisa mendapatkan semangat dan ilmu yang bermanfaat di Bulan Ramadan ini.
Pada sesi pertama, Pemateri memperkenalkan bagaimana nuansa Ramadan pada masa Rasulullah SAW. Tentu, para remaja Muslim harus mengidolakan Rasulullah, sehingga bisa menjadikan kehidupan Rasulullah sebagai standar kehidupan saat ini. Ramadan pada masa Rasulullah digambarkan sebagai bulan diisi dengan ketaatan dan ibadah penuh oleh seluruh kaum Muslimin. Karena pada bulan inilah, kaum Muslimin bisa meraih pahala luar biasa yang tidak ada pada bulan lainnya. Oleh karena itu, saat ini pun, kita harus menjadikan bulan Ramadan sebagai momen untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, pribadi kita pun harus menjadi lebih baik dari bulan sebelumnya dengan meneladani Rasulullah dan para sahabat.
Namun, ternyata tidak mudah melewati Ramadan saat ini. Pemateri menyampaikan fakta kekinian yang membuat hati teriris, bagaimana justru para remaja Muslim mudah sekali terpengaruh dengan pergaulan bebas. Remaja Muslim lebih senang menghabiskan waktu untuk bermain ponsel, hang out dengan teman-teman, atau malah berpacaran. Momen yang seharusnya diisi dengan aktivitas bermanfaat dan berpahala, justru menjadi sia-sia, atau malah mengantarkan pada dosa. Sungguh miris !
Pemateri juga menjelaskan kenapa sampai fakta-fakta tersebut marak pada generasi, hal itu karena adanya nilai sekulerisme, yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sekulerisme menjadikan remaja Muslim tidak malu lagi berbuat dosa. Mereka lebih mementingkan kesenangan masing-masing yang melenakan. Selain itu, tidak ada juga hukum Al-Quran yang diterapkan di negara ini. Oleh karena itu, fokus untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah dalam bulan Ramadan pun menjadi sulit. Padahal, kalau melihat kepemimpinan Rasulullah, nilai dan aturan Islam itu akan membentuk kepribadian Muslim yang hebat, seperti generasi para sahabat.
Selain itu, remaja Muslim butuh lingkungan positif dan juga teman-teman yang salihah agar bisa terus konsisten dalam ketaatan dan beribadah. Dengan itulah, remaja Muslim akan bisa mengisi aktivitas Ramadan dengan penuh semangat.
Setelah pemaparan materi yang menarik, beralih ke sesi tanya jawab. Pada sesi ini, pembina RAGB yang akan menjawab pertanyaan dari para peserta. Pertanyaan pertama, peserta menanyakan bagaimana memberikan nasihat pada teman yang belum menutup aurat. Beliau menjawab, bahwa untuk memberikan nasihat pada teman, maka kita harus mengetahui dulu status teman kita itu, apakah sudah baligh yang berarti sudah ada kewajiban untuk menutup aurat, ataukah belum baligh. Jika memang sudah baligh, maka cara untuk menasihatinya harus dengan baik-baik. Jika masih sulit, maka kita harus mengetahui siapa teman baik atau gurunya, yang memungkinkan dia bisa menerima nasihat itu.
Kemudian, penanya kedua bertanya mengenai bagaimana mengajak teman yang susah sholat atau membaca Al-Quran karena terlalu fokus bermain game atau ponsel. Ustadzah menjawab bahwa kita harus membatasi jadwal untuk bermain agar melatih disiplin. Sejatinya, Muslim itu haruslah disiplin. Dengan sholat lima waktu saja, Allah menyuruh kita untuk terus disiplin. Sehingga tidak ada lagi yang namanya terlambat sholat, atau bahkan lewat dari waktu sholat.
Setelah semua pertanyaan terjawab, semua peserta diarahkan untuk berkelompok. Dibimbing oleh para mentor RAGB, para peserta mengisi kuesioner dan memberi kesan tentang acara yang sudah diikuti. Kesan baik dan semangat yang diberikan oleh para peserta, tentu telah memberi motivasi bagi tim komunitas RAGB untuk terus merangkul para remaja Muslim dengan kajian bulanan ini. Semoga seluruh tim dan peserta bisa terus konsisten dalam menebar kebaikan Islam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.